Jane

Di kala hujan yang mengguyur dengan derasnya, seorang ibu berusaha untuk melahirkan anak pertama dan terakhirnya. Beberapa waktu berlalu, perjuangannya pun terbayarkan. Anak perempuannya telah lahir. Suara tangisan yang terdengar begitu merdu baginya dan menjadi suara terakhir yang didengarnya. Ia menutup matanya dan menghela nafas untuk terakhir kalinya.

Esok hari, ratu kesayangan mereka telah pergi untuk selamanya. Seluruh kerajaan pun berduka. Langit pun ikut menangis. Air turun begitu derasnya. Kesedihan menjalar ke seluruh negri. Saat inilah, kesetiaan raja dipertanyakan. Akankah ia mencari pengganti ratu?

Enam belas tahun berlalu. Puteri Jane baru saja berulang tahun ke-16. Sebagai hadiah, ayahnya memberikan pakaian khusus untuk membantu hobinya, yaitu menari. Jane adalah penari handal yang dikagumi oleh berbagai masyarakat. Gerakan yang membuat orang terpesona. Sifatnya yang membuat orang senang dengannya. Namun, dibalik sifat cerianya itu, ia memiliki kesedihan yang sungguh mendalam.

“Apa yang kamu pikirkan?”tanya Pierre, temannya.
“Aku begitu bersyukur, diriku bisa sesenang daripada hatiku..”
“Aku tidak mengerti, apa maksudmu?”
“Maksudku.. aku tidak baik-baik saja,”

Pierre satu-satunya teman tempat ia bercerita. Ayahnya yang sibuk dengan pemerintahan, begitu juga paman dan bibinya. Ketika itu, dia menari dan terus menari. Menghasilkan uang dan nantinya diberikan kepada rakyat kecil. Sungguh murah hati bukan?

Sekarang, muncul masalah baru. Ia akan dijodohkan dengan pangeran negri seberang. Tentu saja ia menolaknya. Ia mencari beribu-ribu alasan untuk menolak dan melawan ayahnya. Sampai-sampai dia kabur dari kerajaan. Dia pergi menuju hutan. Dia menemukan kebebasan di sana. Dia merasa begitu tenang. Tidak ada yang menggangunya.

“Menenangkan..”

Namun, itu adalah pilihan yang salah. Seorang pembunuh mengejar dirinya. Kemudian, menembak mati dirinya. Sungguh disayangkan. Namun, akhirnya ia pergi menemui ibunya

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer